Headlines
Tampilkan postingan dengan label Konsumsi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konsumsi. Tampilkan semua postingan

Cara Mengurangi Konsumsi Kafein dengan Mudah

kopi kafeinBanyak orang yang mengeluh kesulitan untuk menghentikan dan mengurangi konsumsi kafein. Terlebih pada kopi dan teh. Mengkunsumsi kafein terlalu banyak pastinya akan menimbulkan nyeri di ulu hati, kecemasan dan juga sulit untuk tidur. Tips berikut bisa anda dijadikan untuk mengurangi asupannya.

1. Kurangi secara perlahan. Bila Anda termasuk pecandu kafein, kurangilah konsumsinya. Siasati dengan menggunakan ukuran cangkir yang lebih kecil.

2. Minuman pengganti. Anda dapat mencari jenis minuman pengganti, seperti mengganti kopi yang Anda minum dengan jenis kopi dengan tingkat kafein yang lebih rendah.

3. Minum air putih terlebih dahulu. Sebelum mengkonsumsi minuman kafein, minumlah segelas air putih terlebih dahulu, dengan begitu Anda akan merasakan perut yang penuh sehingga sedikit enggan untuk menenggak habis teh maupun kopi. Selain itu minum lebih banyak air putih adalah salah satu cara untuk melakukan detoks. Dalam keadaan terhidrasi, tubuh akan lebih waspada sehingga pikiran tetap fokus meski tanpa kafein.

4. Perbanyak aktivitas fisik. Olahraga secara teratur akan membuat tubuh Anda sehat dan juga bugar. Selain itu dengan berolahraga pikiran Anda akan tetap fokus sehingga minuman kafein cenderung bisa dikurangi.

5. Jika Anda mengantuk saat bekerja, permen karet tanpa pemanis dapat membantu Anda tetap fokus dan berkonsentrasi.

Tips Aman Konsumsi Obat Herbal

Keberadaan tanaman obat sudah sejak ribuan tahun dikenal di Tanah Air. Beberapa tanaman itu sudah diteliti hingga tahap uji klinis, tetapi lebih banyak yang masih berupa pengetahuan turun-temurun. Ketahui cara aman mengonsumsi produk herbal.

Bagian-bagian tanaman yang lazim digunakan sebagai obat herbal adalah akar, rimpang, serta simplisia, yakni tanaman yang diiris tipis, baik dalam bentuk segar maupun kering. Ada beberapa teknik mengolah tanaman obat, yakni dengan cara merebus, menyeduh, dan membuatnya sebagai serbuk.

Menurut Dr Abdul Mun'im, ahli herbal dari Program Pascasarjana Herbal Departemen Farmasi FMPIA-UI, bahan herbal yang sebaiknya direbus adalah kelompok herbal yang memiliki zat aktif minyak atsiri, yakni herbal yang memiliki aroma kuat.

Sementara herbal yang berupa dedauan bisa diolah dengan cara dikeringkan, sedangkan buah-buahan, seperti mengkudu, sebaiknya dikonsumsi segar untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Beberapa jenis bunga juga mudah rusak sehingga penanganannya harus hati-hati. Biasanya digunakan teknik seduh, misalnya pada rosella.

"Herbal yang sudah direbus sebaiknya juga tidak dibiarkan terlalu lama karena seperti halnya makanan, tanaman herbal juga bisa jadi media pertumbuhan bakteri," kata Abdul.

Kendati demikian, saat ini cukup banyak produk herbal yang diproduksi modern. Misalnya dibuat tablet, kapsul, atau bubuk. Namun, pada umumnya memiliki senyawa aktif yang relatif sama dengan herbal yang diolah tradisional. Yang berbeda mungkin harganya.

Mayoritas tanaman berkhasiat di Indonesia dicampurkan dengan beberapa jenis tanaman agar khasiatnya saling melengkapi. Meski tidak memiliki aturan pakai yang baku, tetapi menurut Abdul secara umum obat herbal aman.

"Kekurangan sekaligus kelebihan herbal adalah efeknya lemah sehingga untuk mengobati ia harus dipakai dalam jangka panjang. Dengan demikian, sebenarnya sangat kecil risikonya seseorang mengalami overdosis karena mengonsumsi herbal," pungkasnya.

Last Post